Penderita gerd itu villi-villi ususnya habis, menjadi meradang, karena dirusak oleh gluten sehingga menyebabkan terganggunya fungsi penyerapan (malabsorbsi), yang menyebabkan metabolisme tubuh menjadi bermasalah. Namun kita sering mendapati banyak juga orang yang rutin mengkonsumsi gluten tapi ususnya “baik-baik” saja. Apakah gluten tidak berpengaruh bagi mereka?
Secara genetik, penderita gerd ususnya memang lemah sehingga tidak mampu beradaptasi dengan gluten. Namun ada banyak orang yang ususnya lebih kuat, bisa beradaptasi terhadap gluten. Orang seperti ini jika rutin konsumsi makanan berbasis terigu maka gluten tidak terlalu berpengaruh ke usus, namun justru akan diserap oleh villi-villi usus dan diedarkan ke berbagai organ tubuh lainnya.
Nah.. karena diserap usus inilah maka efek toksik gluten justru terjadi di organ lain, gluten beredar ke seluruh tubuh merusak organ tubuh lain yang lemah kemudian menjadi berbagai penyakit yang oleh kedokteran medis dianggap sebagai penyakit “misterius” yang tidak diketahui penyebabnya dan cara menyembuhkannya, seperti berbagai penyakit autoimun (yang semakin banyak jenisnya saat ini) dan kanker atau berbagai gejala neurologis seperti autis, ADHD, schizophrenia, dan lainnya.
Baca Selanjutnya : Bagaimana Cara Menghadapi GERD