Bahaya Gluten

Kemaren Pagi saya mengantarkan jenazah seorang kenalan yang sudah lama dirawat di ICU. Masih muda, usianya baru 21 th, tinggalnya di Ciamis, menderita kanker payudara (laki-laki). Ibundanya bercerita kalau sang anak yang sudah meninggal tersebut sebelumnya adalah penyuka mie instan, sering dimakan dalam keadaan mentah. Almarhum ternyata juga penyuka roti.

Sebelumnya ada seorang gadis, masih muda juga, menderita kanker kandung kemih. Perutnya besar berisi air sebanyak 6 liter, yang akan membesar lagi setelah air tersebut dikeluarkan. Ayahnya cerita saat hasil rontgen di perlihatkan ke dokter, dokternya bertanya ” kok banyak benang di ususnya pak? ” *maksudnya mie*. Memang anak tersebut penyuka mie, apalagi sejak setahun lalu saat kerja di jakarta, hampir tiap hari makannya mie, kata sang bapak.

Sebelumnya lagi ada seorang anak kecil, masih 2 tahun. Menderita kanker thyroid. Wajahnya dari mulut kebawah membengkak besar, tidak bisa untuk bicara dan menoleh. Saya tanya kepada ibunya,” anaknya sering makan mie ya bu? “. Jawaban ibunya membuat saya spikles, ” Sejak lahir pak. Habis dia suka, selalu minta saat kakaknya bikin, akhirnya saya bikinkan sendiri.”

Ada puluhan cerita yang hampir sama, dengan jenis penyakit berbeda yang saya dapatkan saat tinggal selama 30 hari di ruang tunggu ICU RSUP. Dari hasil ngobrol dengan keluarga penunggu pasien, Hampir 100% pasien penderita berbagai penyakit berat non kecelakaan di sana memiliki histori sebagai penikmat makanan berbahan terigu. Entah mie, roti, bakwan, mendoan atau lainnya.

Saya sendiri sudah sejak 3 tahun lalu diet terigu, setelah menderita sakit GERD yang sensasinya luarbiasa dan tahu bahwa penyebabnya adalah GLUTEN yang terdapat di dalam terigu. Sejak itu saya jadi sering mengedukasi orang tentang bahaya terigu.

Terigu berbahaya…??

Apakah banyak orang yang percaya?

Sedikit, lebih banyak yang tidak percaya…! Wajarlah, soalnya edukasi ke masyarakat tentang bahaya gluten sangat sedikit, hampir tidak ada. Bahkan kita disodori begitu banyak makanan berbasis terigu yang dipromosikan dengan intens di berbagai media. Prinsip saya sih, terus aja sampaikan, percaya ya syukur Alhamdulillah…kalo enggak ya gpp, woles aja…niat menyampaikan kebaikan tetap akan di balas Allah dengan pahala. InsyaAllah.

 

Baca Selanjutnya : Gluten Penyebab GERD dan Anxiety (Gangguan Kecemasan)